
Dekrit.id||Simalungun – Melonjaknya kasus Covid 19 membuat beberapa daerah di Indonesia khususnya Sumatera Utara (Sumut) harus kembali menjalani Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Simalungun meskipun saat ini berada di PPKM level 1 tetapi tidak menutup kemungkinan terjadianya peningkatan kasus Covid 19.
Baru ini di kecamatan Pematang Sidamanik Nagori Sait Buttu Saribu, sedikitnya 10 orang warga dinyatakan positiv terpapar Covid 19. Hal ini berdasarkan hasil pemeriksaan Swab yang dilakukan petugas Puskesmas setempat.
“Saat ini ada 10 orang warga saya yang dinyatakan positiv Covid 19 dan itu melalui hasil pemeriksaan Swab petugas medis Puskesmas,” bilang Ngatio selaku Pangulu (Kepala Desa) setempat, Jumat (18/2).
Terakhir, Rabu (16/2l) malam, 4 orang sekeluarga sekaligus dinyatakan positiv terpapar Covid 19, setelah tetangganya saat akan berangkat ke luar kota diketahui terpapar.

“Benar, DHM dan 3 orang anaknya dinyatakan positiv setelah melalui pemeriksaan Swàb pada Rabu malam, Swab terpaksa dilakukan mendadak setelah diketahui tetangganya positiv Covid 19,” terang Ngatio melalui pesan whattsappnya.
DHM ayah 5 orang anak yang dinyatakan positiv saat dikonfirmasi membenarkan adanya pemeriksaan Swab tersebut.
“Kami satu rumah ada 7 orang, saya dan istri kemudian 5 anak, Rabu malam itu petugas Puskesmas datang dan melakukan Swab pada kami sekeluarga, dan saya beserta 3 orang anak dinyatakan positiv,” ungkap DHM melalui sellularnya.
Setelah dinyatakan positiv maka DHM sekeluarga dinyatakan harus menjalani Isolasi mandiri (Isoman) dan tidak boleh berinteraksi dengan warga lainnya selama 10 hari (di rumah).
“Mulai malam itu kami di rumah sajalah dan tidak bisa berinteraksi dengan yang lain selama 10 hari, tapi sejak itu kami tidak diberikan apapun, baru Sabtu (19/2) pagi tadilah kami diberi beras 10 kilo, telur 1 papan dan Mie instan 1 dus, katanya itu bukan bantuan dari Pemerintah melainkan inisiatif Pangulu dan dari Puskesmas hanya memberikan 2 papan vitamin, sejumlah 18 butir,” beber DHM.
DHM mengakui jika perhatian yang diberikan pemerintah tidak ada dan hanya mendapat bantuan inisiatif pangulu tersebut saja, tidak tertutup kemungkinan keluargànya akan lebih menderita.
“Tidak kena Covid saja sudah sulit cari uang, sekarang kami sekeluarga disuruh Isoman 10 hari dengan hanya memakan telur dan mie instan dan vitamin 2 papan, apa bisa virus itu hilang dengan begitu saja,” ucap pria yang tidak memiliki pekerjaan tetap ini.
Terpisah, Radiapoh Hasiholan Sinaga (RHS) Bupati Simalungun saat dikonfirmasi terkait kondisi yang dialami warganya dan penanganan yang diberikan kabupaten terhadap warga yang dinyatakan positiv Covid 19, tidak memberikan tanggapan apapun dan memilih bungkam. (Dkt|F1)

Discussion about this post