
Dekrit.id|Balige-Samaria Simanjuntak (59) guru SMA Negeri 1 Siantar Narumonda mengalami trauma. Ia menderita luka di bagian mata dan kaki lantaran dipersekusi beberapa orang.
Sebelum persekusi terjadi, korban bersama kelompok Program Rumah Singgah dari salah satu gereja yang beralamat di Desa Parparean 1 Kecamatan Porsea pada tanggal 27 Desember 2021 mendata sejumlah anak yang tinggal tak jauh dari kantor Polres Toba. Tujuannya, untuk membagikan bingkisan natal.
Samaria mengisahkan, 2 (dua) minggu sebelum pembagian bingkisan natal, ia menemui SN di kiosnya yang tak jauh dari tempat kediamannya.
Di situ, Samaria menjelaskan akan ada parcel natal. Sakin senangnya, lalu SN menawarkan H dan sejumlah nama anak lainnya.
Selanjutnya pada hari pelaksanaan pembagian bingkisan natal, Samaria menjemput beberapa anak yang direkomendasikan termasuk cucu SN.
“Saya minta izin bawa anak-anak yang sudah ngumpul di kios itu, dia mengizinkannya,” ujar Samaria.

Kemudian, Samaria pun membawa anak-anak ke lokasi perayaan natal. Usai ibadah natal, ia membawa anak-anak yang mendapat bingkisan ke gereja dan dengan menyewa angkot.
Setibanya di lingkungan gereja, Samaria yang belum turun dari angkot, lalu dihampiri salah seorang pria. Ia dituduh menculik anak dan wajahnya ditonjok meski niat baiknya telah dijelaskan.
Tak berhenti di situ, ia dipaksa turun dan rambutnya juga ditarik oleh RP, orang yang telah mengijinkan kedua anak itu dibawa.
Korban berhasil melarikan diri ke rumahnya yang ada di bawah gereja, namun bukannya berhenti, ia malah terus dikejar dan dianiaya.
Tak terima, lalu ia membuat laporan polisi ke Polres Toba. Selanjutnya polisi membawa korban ke RSUD Porsea untuk divisum.
Samaria Simanjuntak hingga saat ini belum dapat melakukan aktivitasnya sebagai pengajar karena pergelangan kakinya masih membengkak dan jalan masih tertatih.
Ia berharap polisi segera memproses pengaduannya. (dkt|Parde)

Discussion about this post