Dekrit.id||Simalungun-Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) kabupaten Simalungun tinggal dua hari lagi,situasi perpolitikan di bumi habonaron do bona tersebut pun semakin panas.
Masing masing tim pemenangan dari pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Simalungun bahkan Paslonnya sendiri ‘turun gunung’ memainkan strategi demi memenangkan jagoan dan dirinya.
Meski telah menerima laporan dari banyaknya dugaan indikasi pelanggaran dan kecurangan tidak membuat badan pengawas pemilu (Bawaslu) kabupaten Simalungun sigap dalam mengantisipasi dan menindak setiap laporan yang masuk.
Bawaslu Simalungun terkesan sering kecolongan atas setiap pelanggaran yang terjadi, hal ini juga membuktikan bahwa jajaran lembaga independen tersebut di tingkat kecamatan yang disebut panitia pengawas kecamatan (Panwascam) kurang bekerja.
Salah satu pelanggaran yang terjadi setelah apa yang dilakukan oleh PDIP di gedung Simalungun City yang akhirnya dibubarkan oleh pihak Polres Simalungun yaitu, masih adanya kegiatan pengerahan massa di kecamatan Siantar, nagori Pamatang Simalungun yang diduga dilakukan oleh Paslon nomor 2, Hasyim-TPS.
Selain di kecamatan Siantar, menurut informasi dari salah seorang sumber kepada kru media ini, tim Hasyim pun membagi bagikan uang kepada warga di kecamatan Bandar, Pematang Bandar, Jawa Maraja Bah Jambi, Gunung Maligas, beruntung aksi bagi bagi uang tersebut diketahui para kader Pemuda Pancasila di kecamatan tersebut dan berhasil dihentikan.
Kecamatan Pematang Bandar, kader PP setempat berhasil mengamankan uang sebagai barang bukti hampir 40 juta rupiah dan melaporkan ke Panwascam setempat.
Namun sangat disayangkan lagi lagi Panwascam seakan tidak memiliki kekuatan untuk memproses semua kecurangan karena pada saat kader PP membuat laporan bersama barang buktinya, Muhammad Nasyir yang diketahui abang kandung Hasyim calon Bupati Simalungun, merampas dan membawa pergi semua barang bukti tersebut dari kantor Panwascam Pematang Bandar.
Rentetan pelanggaran tersebut sempat terjadi diduga karena adanya pembiaran dari masing masing Panwascam, hal ini terbukti dari beberapa kali kru media ini mengkonfirmasi Panwascam di daerah tersebut namun tidak ditanggapi.
Selain Panwascam, Bawaslu Simalungun pun lagi lagi tidak bersedia memberikan komentar atas semua pelanggaran yang terjadi.
Choir Nasution selaku ketua Bawaslu masih tidak bersedia dikonfirmasi meski beberapa kali dihubungi lewat telephon dan pesan whattsap (WA), meski pesan konfirmasi yang dilayangkan tampak telah terbaca.(Dkt||F1)

Discussion about this post