

Dekrit.id|Siantar– Aliansi Perempuan Bersama Lingkungan (APuL) mengadakan pertemuan ketiga dengan menggelar menanam pohon bersama pada Jumat 20 Mei 2022.
Penanaman pohon dilakukan di lahan tepat di samping gedung pertemuan, yaitu gedung LSC-KNLWF (Lutheran Study Center-Komite Nasional Lutheran World Federation) yang berlokasi di kompleks STT HKBP Pematangsiantar, Sumatera Utara.
Forum yang diinisiasi Jabubonang tepat pada perayaan International Woman’s Day 2022 pada Maret kemarin.
Erlina C.H Pardede, Advisor Community Development Jabubonang by Tobatenun mengundang aktivis-aktivis yang kemudian menjadi anggota aliansi ini.
Pertemuan diawali dengan kebaktian singkat yang dipimpin Pdt. Ricky Pramono Hasibuan, M.Th dengan moderator Berkatdo Saragih yang menjabat Koordinator Human Right and Advocacy (HRA) KNWLF.
Charles Pitterson, Professor Lecturer di LSC-KNLWF memberikan apresiasi kepada gerakan yang peduli pada isu perempuan dan lingkungan hidup dan sangat antusias untuk segera memesan bibit tanaman.
“Kita bisa mengadakan semacam festival pada acara Youth Climate Action Day yang dirayakan setiap tahun pada November dan Desember,” papar Irma Riana Simanjuntak, dari United Evangelical Mission Region Asia.
“Kita juga bisa sandingkan acara perlombaan menulis dengan tema perempuan dan lingkungan hidup pada pelaksanaan festival,” tambah Erlina Anriani Siahaan, duta literasi Kota Pematangsiantar dari Komunitas Beta Manurat yang juga staff pengajar di SMP Negeri 4 Pematangsiantar.
Nina Ravier Hutagalung yang berprofesi sebagai dosen di Universitas Sumatera Utara (USU) dan juga pemerhati lingkungan dan anak memaparkan penerapan bagaimana membuat Urban Farming.
Terkait Urban Farming, khususnya berkebun sayur organik, Nina mengatakan dibutuhkan gerakan masif untuk inisiasi, motivasi, pengetahuan dan pelatihan, pendampingan, hingga pemasaran.
Untuk pengadaan Urban Farming, aliansi ini memiliki ahlinya, yaitu Apni Naibaho dari komunitas Siantar Sehat (Sise) yang menggeluti tanaman organik sejak 2013 dan Yakob yang siap mengeksekusi dan membuat jaringan di lapangan.
“Kita memberi nama aliansi agar lebih cair, tetapi ada fokus, ada movement,” ungkap Saur Tumiur Situmorang yang sudah dua periode menjabat sebagai Komisioner Komnas Perempuan, pada pertemuan tersebut
Aliansi Perempuan Bersama Lingkungan ini didirikan dengan tujuan peningkatan peranan perempuan dalam tahap pengambilan keputusan.
Tujuan kedua, memberikan edukasi dan kesadaran kepada masyarakat melalui publik maupun lembaga di bidang budaya, politik, dan lingkungan hidup.
Aliansi ini juga memberikan advokasi terhadap kebijakan pemerintahan kelembagaan masyarakat.
Pembuatan bank sampah, penanggulangan sampah pembalut, pengendalian terhadap sampah, dan pengelolaan kebun adalah program jangka pendek yang akan dirampungkan.
Drg. Hotlin Ompusunggu yang juga merupakan aktivis lingkungan yang sudah mendapatkan penghargaan dari Whitley Award 2011 sebab kepeduliannya terhadap konservasi lingkungan, ikut bergabung dalam aliansi ini.
Daniel Ompusunggu, dari Jabu Sihol, Wenny Silaen, dan beberapa orang lainnya turut bergabung dalam aliansi tersebut.
Terkait keanggotaan, aliansi ini terdiri atas individu, komunitas, dan lintas iman.
Dalam waktu dekat, APuL akan mengadakan diskusi publik dengan menggaet pemerintah Kota Pematangsiantar dan konsentrasi terkait dengan tujuan aliansi.
(dkt|Riani)

Discussion about this post