
Dekrit.id||Simalungun – Masih segar dalam ingatan para pembaca sekian peristiwa naas yang menimpa seorang bocah berumur 11 tahun yang tewas di tanah galian milik PT.Bridgestone di jalan Sinaksak Dolok Ulu, kelurahan Sinaksak, kecamatan Tapian dolok kabupaten Simalungun pada hari Kamis 2/9/2021 lalu.
Miracel Ridwan Siregar (11) warga kelurahan Pondok Sayur, kecamatan Siantar Martoba Pematangsiantar tersebut, menurut keterangan warga jalan Sinaksak, kerap datang ke daerah itu untuk mengunjungi neneknya.
“Aslinya dia warga kelurahan Pondok Sayur, Siantar Martoba tapi hampir tiap hari dia datang ke daerah sini untuk mengunjungi neneknya,” tutur JS salah seorang warga jalan Sinaksak.
Pada hari naas tersebut, sayangnya Miracel setibanya di jalan Sinaksak Dolok Ulu tidak langsung menemui neneknya sebagaimana biasanya.
“Hari itu gak seperti biasanya, dia (Miracel) tidak langsung menemui neneknya tapi justru menemui 2 orang temannya yang usianya lebih muda dari dia yaitu Lutfi dan Charli keduanya kurang lebih berusia 9 tahun,” jelas JS lagi.

“Di sekitar situ ada lokasi yang baru digali oleh PT.Bridgestone kurang tau untuk apa tapi jadi seperti kolam lah dan kedalamannya antara 2-3 meter, karena malam sebelumnya hujan deras maka di galian itu terjadi genangan air sehingga menyerupai kolam,” beber pria ini saat ditemui di sekitar kediamannnya, Sabtu 4/9 sore.
Merasa tertarik dengan genangan air menyerupai kolam tersebut, Miracel mengajak kedua temannya untuk masuk dan mandi.
“Karena tertarik melihat air itulah mungkin, Miracel mengajak kedua orang temannya untuk masuk, tapi Lutfi dan Charli tidak mau namun Miracel berkeras sehingga dia sendiri yang melompat, begitu melompat kedua temannya melihat kalau dia megap megap dan pada saat itulah Lutfi dan Charli minta pertolongan pada warga,” terang JS mengisahkan.
Warga sekitar lokasi galian tanah milik PT.Bridgestone menyayangkan peristiwa naas yang menimpa Miracel, bukan hanya itu, mereka juga menyesalkan tindakan Bridgestone yang menggali tanah namunntidak memiliki stardart keamanan dan keselamatan.
Melihat lokasi galian tanah yang sangat berdekatan dengan pemukiman warga dan jalan yang dilintasi, tindakan perusahaan getah karet tersebut diduga menyepelekan keselamatan warga tanpa mempertimbangkan dampak yang akan terjadi.
Pada saat kejadian yang menimpa Miracel tidak terdapat satupun himbauan larangan agar tidak memasuki areal berbahaya tersebut, dengan kedalaman galian yang mencapai 3 meter.
Berikutnya di sekitar tanah galian yang menjadi tempat penumpukan air hujan tersebut sama sekali tidak dipasang pagar atau kawat duri sebagai alat peraga larangan bagi siapapun yang ingin masuk, layaknya lokasi yang dianggap berbahaya.
Posman Edward Sibarani salah satu pihak Manajemen PT.Bridgestone saat dikonfirmasi lewat pesan whattsappnya (WA), terkait tidak adanya standard keamanan di lokasi galian milik perusahaannya, belum memberikan komentar.
“Maaf pak terkait konfirmasi yang bapak sampaikan sesuai dengan aturan di perusahaan, kami tidak boleh langsung, segala yang terkait dengan media dan pihak berwajib harus kami sampaikan ke pihak SDM atau Humas dulu, mengingat haribini Sabtu dan Minggu kita libur maka akan saya koordinasikan pada hari Senin nanti,” tulis Posman di WA nya.(Dkt|F1)

Discussion about this post