
SEORANG petani karet meninggal dunia akibat tersengat listrik. Sedihnya, peristiwa itu disaksikan oleh istrinya sendiri yang saat itu menemaninya bekerja.
Korban diketahui bernama Timbul Meha (51) tewas seketika dengan luka bakar serius sementara sang istri, Lesti Br Tinambunan (50) yang melihat langsung kejadian itu hanya bisa berteriak histeris menyaksikan suaminya meregang nyawa.
Peristiwa nahas itu terjadi pada Minggu (24/12) di kebun milik korban di Jalan Simanuk-manuk, Desa Manduamas Lama. Setelah tewas tersengat arus listrik bertegangan tinggi jenazah korban kemudian dibawa ke rumah duka di Dusun III Paringan Desa Manduamas Lama, Kecamatan Manduamas, Kabupaten Tapanuli Tengah.
Informasi dihimpun, kejadian berawal saat korban bersama istrinya menebang pohon karet yang sudah tak produktif lagi di ladang mereka pada sekitar pukul 15.00 WIB. Sementara pohon ditebang menggunakan mesin chainsaw berjarak sekitar 4 meter dari jarak tiang listrik bertegangan tinggi.
Nahas, pohon yang ditebang korban bukannya rubuh ke tanah namun malah tersangkut tepat di tiang listrik. Korban pun bergegas kembali memotongnya dan saat itu juga korban langsung kejang-kejang tersengat arus listrik hingga tubuhnya hangus terbakar dan tewas di hadapan istrinya.

Petugas kepolisian dari Polsek Manduamas dan pihak Puskesmas Manduamas yang mendapat informasi langsung mendatangi lokasi kejadian dan mengevakuasi jasad korban ke rumah duka.
FIRASAT BURUK SANG ISTRI
Sebelum korban meninggal dunia dengan cara yang mengenaskan, istrinya Lesti Br Tinambunan sempat merasakan firasat aneh dan tak biasa.
Dilansir sinarlintas.com, Senin (25/12), Lesti menyampaikan sebuah firasat yang belum pernah dilakukan oleh sang suami kepadanya.
“Sebelumnya saya punya firasat yang aneh, karena selama ini suami saya kalau pergi kerja tidak pernah mengajak saya, tapi entah kenapa pada saat itu dia mengajak saya kerja menebang pohon karet, sampai dibilang orang kami bagaikan pengantin baru, saya tidak menduga hal ini terjadi,” ungkap Lesti.
Sebelum suaminya tewas, kenang Lesti, salah seorang pemilik kebun karet menawarkan kepada suaminya untuk menebang beberapa pohon karet dikebun miliknya dengan upah Rp 100 ribu.
“Waktu itu ada orang datang kerumah kami, menawarkan kepada suami saya menebang pohon karet di kebunnya di jalan Simanuk-manuk, karena sulitnya pencaharian sekarang, suami saya pun menerima tawaran itu. Jadi kemaren kami pergi menebangnya, saat itu yang sudah ditumbang 3 batang dan tidak ada apa-apa,” sambungnya.

Kemudian timbul keanehan yang dirasakan Lesti. Saat menebang pohon berikutnya dia melihat cara kerja suaminya berbeda dengan cara menebang sebelumnya dan dinilai tidak biasa.
“Pas menebang pohon yang ke 4, saya lihat berbeda cara menebangnya, suami saya menebang dengan cara mendatar, sempat saya tegur kenapa begitu, tapi jawabnya tidak apa-apa, lihat aja nanti, pohon itu pun tumbang mengenai tali listrik, namun pada saat itu mesin sensonya (chain saw) lengket di pohon itu,” jelasnya.
Melihat pohon itu kena ke kabel listrik, lanjut Lesti, suaminya sempat terlihat cemas dan takut jika hal itu dilihat pihak PLN. Karena takut, korban pun bergegas memotongnya dengan golok, saat seketika itu juga suaminya langsung tersengat arus listrik hingga membuat sebagian tubuhnya hangus terbakar.
Lesti yang saat itu melihat suaminya tersengat listrik sempat mencoba menolong namun usahanya tetap gagal lantaran arus listrik masih mengalir di tubuh korban. Lesti pun memutuskan untuk meninggalkan suaminya dan meminta pertolongan kepada warga.
“Kulihat dia hangus, aku coba menolongnya, pas aku pegang masih terasa aliran listrik dibadannya, aku pun langsung pergi meminta pertolongan kepada warga, karena pada saat itu gak ada orang disekitar kebun, kemudian aku kembali datang bersama warga, suami saya sudah tidak bernyawa lagi,” tutupnya.

Discussion about this post