Dekrit.id||Simalungun-Para petani di Kabupaten Simalungun khususnya di Kecamatan Panei dan Panombeian Panei semakin mengeluhkan kelangkaan pupuk urea bersubsidi yang terjadi beberapa hari terakhir ini.
Pasalnya, akibat kelangkaan tersebut, saat ini harga pupuk urea di pasaran mencekik leher karena naik dua kali lipat dari harga normal.
Pantauan pada Selasa 19 January 2021, dari keterangan yang didapatkan dari sejumlah petani di dua Kecamatan ini semakin lama semakin menjerat leher para petani. Pasalnya tanaman yang mereka tanam pada musim tanam kali ini akan terancam gagal panen jika tanpa pupuk.
Namun, jika memaksakan tetap menggunakan pupuk kimia, para petani bakal menderita kerugian yang tidak sedikit. Hal ini disampaikan oleh salah seorang petani di Desa Bongbongan, Kecamatan Panei, H. Nainggolan, kepada kru media ini dia mengatakan, pupuk bersubsidi saat ini bagaikan bongkahan emas.
Menurutnya, selain susah didapat, pupuk harganya juga tinggi. Satu sak pupuk urea bersubsidi yang biasanya dijual pada angka Rp.90 ribu kini naik lebih dari dua kali lipat menjadi Rp190 ribu.

Harga sebesar itu sudah berlangsung sejak beberapa hari terakhir ini. Menurutnya, harga itu akan semakin naik, seiring semakin langkanya pupuk-pupuk di tingkat pengecer.
“Itu sangat tinggi sekali, petani kecil tidak mampu membelinya, walaupun mahal, mencarinya juga susah, tidak sembarang tempat ada itu,” katanya dengan singkat, Selasa sekira jam 10.00 wib.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh petani lainnya, di kecamatan Panombeian Panei S. Batuara yang mengatakan, akibat semakin mahalnya pupuk tahun ini membuat tanaman padi miliknya semakin tidak terurus. Penggunaan pupuk organik, saat ini juga tidak membantu banyak terhadap perkembangan padi yang dia tanam.
Para petani pun mengaku pasrah jika panen kali ini menyusut drastis dibanding masa panen sebelumnya. “Mau gimana lagi ito, dicari saja susah, kalau ada harganya pun juga tinggi dan kita tidak mampu membelinya,” ucapnya.
Dia juga menilai kelangkaan pupuk yang terus terjadi di wilayah kabupaten Simalungun ini, karena permainan dari oknum yang tidak bertanggung jawab.
Dia menduga, dalam distribusi pupuk yang dilakukan pemerintah telah terjadi penyimpangan di salah satu pihak (Distributor, red). Penyimpangan itu diduga dilakukan oleh sindikat tingkat kabupaten.
Diakhir kata pihaknya meminta agar pemerintah dan aparat penegak hukum (APH) kabupaten simalungun bertindak tegas untuk menghentikan permainan ini. Pasalnya hal ini akan semakin merugikan para petani kecil.
“Ini skalanya tingkat nasional, jadi pemerintah dan aparat harus tegas,dibuat kemana semua pupuk bersubsidi itu, “ucapnya mengakhiri.
Sementara itu untuk memastikan apakah benar pupuk bersubsidi ini langka dikalangan para petani, kru media ini pun mencoba mengkonfirmasi salah satu anggota PPL Pertanian, Kecamatan Panei marga Samosir.
Kepada kru media ini pihaknya mengakui bahwa pupuk langka saat ini. ” Ya memang benar langka lae, bukan hanya di kita saja ditingkat nasional langka pupuk sekarang,” bilangnya melalui via watshapp sekira jam 11.30 wib. (DKT|*|F1)

Discussion about this post