Dekrit.id|Simalungun– Kesejahteraan guru, khususnya non PNS di kabupaten Simalungun masih jauh dari layak. Kondisi tersebut sudah belangsung lama tanpa solusi.
Calon Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga (RHS) mengatakan
guru dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah adalah garda terdepan dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.
“Rakyat Simalungun harus sejahtera, termasuk guru. Bagaimana kualitas pendidikan di Simalungun bisa meningkat jika gurunya saja tidak diperhatikan,” kata Radiapoh melalui keterangan tertulis, Selasa, 13 Oktober 2020.
Untuk meningkatkan kesejahteraan guru, pasangan calon nomor urut 1 ini
menyiapkan beberapa program unggulan. Salah satunya, penambahan bantuan operasional pendidikan daerah (Bopda)
Dengan menambah anggaran Bopda, kuwalitas pendidikan akan semakin meningkat. Pada upaya lain, pasangan Radiapoh-Zonny juga akan memperluas akses dan bantuan untuk para tenaga pengajar, termasuk guru honorer.
Menurut RHS, ada tiga persoalan yang membuat guru di Simalungun sulit berkembang. Imbasnya, mutu pendidikan tak meningkat. Ketiga persoalan yakni terkait kesejahteraan, kemudahan, dan kelayakan.
“Tiga persoalan ini akan kami jawab dengan program Si Cerdas, yakni Simalungun Cerdas. Prioritasnya adalah kesejahteraan guru, lalu menyentuh sarana dan prasarana pendidikan. Jika gurunya sudah sejahtera, maka dengan sendirinya kualitas dan mutu pendidikan terangkat,” kata Radiapoh yang merupakan lulusan Sekolah Menengah Teknologi (SMT) Negeri Pematangraya.
Sementara Zonny Waldy menambahkan, Simalungun pernah dikenal sebagai kota pendidikan yang ada di Sumatera Utara. Namun, status tersebut perlahan menghilang, terutama dalam kurun 10 tahun terakhir.
“Status ini harus dikembalikan. Karenanya, bersama Pak Radiapoh kami berkomitmen untuk memajukan mutu dan kualitas pendidikan di Simalungun, salah satu caranya dengan menyejahterakan guru,” tutur Zonny.
Ke depan, pasangan RHS-ZW juga berencana meniadakan ketimpangan antara sekolah negeri dan swasta. Karenanya, Zonny ingin kedua instansi pendidikan memiliki kualitas yang sama. “Bagaimanapun, anak-anak kita yang sedang bersekolah saat ini adalah masa depan Simalungun. Maka pemisahan antara negeri dan swasta hanya akan mengakibatkan ketimpangan kualitas sumber daya manusia di masa depan. Itu akan kami antisipasi agar jangan sampai terjadi,” jelas Zonny.

Discussion about this post