Dekrit.id||Simalungun – Kerap kehilangan buah sawit tandan buah segar (TBS) ternyata belum membuat pihak kebun PTPN 4 khususnya unit Bah Jambi memiliki trik jitu untuk mengantisipasi aksi pencurian di wilayahnya.
Pihak kebun Bah Jambi pun diduga ‘lamban’ dalam menyikapi maraknya pencurian atau terkesan bertindak jika telah terjadi kehilangan yang dapat mengakibatkan kerugian negara dalam jumlah besar.
Maraknya aksi pencurian TBS tersebutpun melahirkan beberapa dugaan yang mengarah ke hal negativ hingga menduga bahwa pihak kebun sendiri terlibat bersekongkol dengan para agen sawit ilegal di sekitar wilayah kebun.
Dalam hal pengamanan asset, kebun Bah Jambi sendiri telah memiliki satuan pengaman atau biasa disebut Provider yang bertugas menjaga seluruh asset kebun hingga mengantisipasi agar tidak terjadinya aksi pencurian.
Seyogianya para Provider yang digaji oleh negara tersebut memiliki keahlian khusus dalam bertugas menjaga dan melindungi asset yang tentunya juga mereka (provider) diharapkan telah memiliki sertifikat pelatihan atau kelayakan dalam menjaga asset negara tersebut, namun diduga hal itu belum dimiliki.
Dugaan keterlibatan oknum provider bahkan pejabat kebun pun semakin diperkuat manakala di wilayah sekitar kebun Bah Jambi hadir pengusaha penampung buah sawit ilegal. Para penampung ilegal tersebut diduga tidak memiliki lahan kebun sawit sesuai dengan jumlah buah yang ditampungnya dan hal itupun luput dari perhatian pihak kebun.
Seperti halnya yang baru terjadi, pihak kebun melakukan pengorekan pembuatan parit yang cukup dalam dan lebar di sekitar lahan yang telah produktif, namun parit tersebut kembali ditimbun oleh orang tak dikenal (OTK) yang diduga guna memuluskan aksi pencurian agar kendaraan pengangkut buah curian dapat masuk ke areal lahan.
“Ini memang perintah dari pak manajer agar parit yang ditimbun itu dikorek kembali,” ujar Riduan selaku Mandor besar di unit Bah Jambi pada Kamis (21/7) lalu.
Terpisah, Tri Mangkurat Manajer unit Bah Jambi ketika dicoba dikonfirmasi melalui pesan whattsappnya, Sabtu (23/7) terkesan bersikap acuh dan seolah tidak menguasai wilayah kerjanya.
“Abang konfirmasi ke asisten afdeling 2 ya,” tulis Manajer.
Dirinya pun terkesan lebih memilih berargumen dengan awak media daripada menjawab pertanyaan yang ditujukan kepadanya, saat kru media ini mencoba meminta kontak asisten yang dimaksud.
“Luar biasa abang ini nomor manajer bisa dapat, nomor asisten gak tau,” sambungnya lagi yang terkesan tidak bisa terima kalau nomornya diketahui wartawan. (Dkt|F1)
Discussion about this post