
Dekrit.id|Siantar– Simpatisan FPI, Fitri Arni Matondang (23) menabrak pintu SPKT Polres Siantar, Senin 21 Maret 2022. Fitri mengaku benci ke polisi lantaran menangkap pendiri FPI Habib Rizieq Shihab (HRS).
Dalam rekaman CCTV, pelaku yang bercadar hitam mengendarai sepeda motor Honda Scoopy dengan nomor polisi BK 5756 TAK menerobos gerbang pintu masuk Polres Siantar dan menabrak pintu Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) hingga dinding ruangan kaca pecah.
Awalnya, pelaku berangkat dari rumah kediaman di Jalan Hok Salamuddin Kelurahan Siantar Estate Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun menuju Pesantren Mahabaturrosul SAW Jalan Sidomulyo Kelurahan Simarimbun Kecamatan Siantar Marimbun Kota Pematangsiantar. Ia hendak mengundang ustad rencana pernikahan dirinya yang ketiga kalinya.
Dalam perjalanan menuju Pesantren tepatnya di Jalan Sutomo, pelaku melihat polisi yang sedang melaksanakan pengaturan lalu lintas. Pelaku diduga hendak menabrak petugas Polantas lalu kemudian melarikan diri dan menerobos markas Polres Pematangsiantar hingga menabrak ruangan SPKT.
Fitri dalam keterangannya kepada polisi mengaku nekat melakukan aksinya lantaran sakit hati terhadap polisi yang diduga menembak laskar FPI di km 50 dan menangkap Habib Rizieq Shihab. Bagi Fitri, HRS merupakan Nabi, sehingga dengan membelanya, ia akan masuk surga.

Kapolda Sumatera Utara Irjen Panca Putra Simanjuntak mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan dan pendalaman termasuk meminta keterangan sejumlah pihak termasuk orang tua pelaku yang hadir di Polres Siantar.
Fitri berstatus menikah dua kali dan selama ini tinggal bersama kedua orangtuanya. Ia sedikit berbeda pemahaman agamanya dari orangtuanya sejak mengenal suami keduanya. Selain itu, dari keterangan yang didapat dari orang tuanya, perilakunya juga berubah hingga cara berpenampilan.
Namun, kata Irjen RZ Putra, permintaan pernikahan tersebut tidak diterima oleh orang tuanya. “Ini menjadi permasalahan bagi keluarga sendiri dan makin meningkat ketika yang bersangkutan meminta untuk menikah untuk ketiga kali, setelah ditalak suami kedua,” terang Irjen Panca
Perubahan perilaku semakin memuncak saat Fitri mulai berpisah dengan suami keduanya. Polisi pun akan melakukan pendalaman terhadap latar belakang kepada suami kedua Fitri. “Memang rajin melaksanakan ibadahnya. Namun dalam sehari hari juga sering mendengarkan ceramah-ceramah dari YouTube dan meminta kepada orangtuanya untuk mendengarkan. Menurut orangtuanya ini perilaku yang berbeda dari sebelumnya” jelasnya.
Adapun keseharian pelaku belajar agama melalui media sosial Youtube dengan menonton Channel Youtube Nabawi TV. Fitri juga sudah menikah sebanyak dua kali dan melakukan perjalanan umroh sebanyak 3 kali dan berencana akan melakukan umroh kembali pada bulan Agustus.
Pada tahun 2015 dia masuk ke UISU kabupaten Simalungun dengan jurusan Agama Islam dan tamat pada tahun 2019 dengan gelar Sp.dI. Lalu,pada tahun itu juga dia menikah dengan Rudi Faisal (Teman kuliah). Dalam pernikahannya ia mengaku mengalami KDRT dan mengadukan Rudi Faisal ke Polres Simalungun dan mengajukan cerai.
Selanjutnya pada tahun 2019, Fitri masuk Pesantren Annur di Karangbangun namun hanya bertahan hanya 3 (Tiga) bulan karena tidak mengikuti peraturan Pesantren. Kemudian, ia menikah (Nikah Siri) dengan Wigi Tri Guna seorang jemaat Tabligh berasal dari Binjai yang dijodohkan oleh temannya ketika di Pesantren.
Usai menikah, Fitri mengaku mengikuti Wigi dan menetap di Binjai, namun karena Wigi hanya berdakwah (tidak bekerja) dan tidak mampu menafkahinya, Wigi kata dia menjual 1 unit mobil miliknya hingga berakhir dengan perceraian. Kendati demikian, Wigi kembali mengajak rujuk dengan syarat harus menikah kembali dengan seorang pria berasal dari Pekan Baru yang dipilih langsung oleh Wigi.
Tim kepolisian yang melakukan penggeledahan di kediamannya menemukan alquran, buku terjemaahan Al Hikam Ibn Athanillah, surat Yasin,Takhtim,Tahil Doa, buku Khulashah, Al Madad An Nabawi, buku zhikir dan buku catatan harian. (dkt|*)

Discussion about this post