Dekrit.com|Taput– Kapolsek Pahae Jae Polres Tapanuli Utara AKP Ramot Nababan dan 5 personel polisi menderita luka-luka, Senin 27 Februari 2020. Mereka diduga dianiaya personel TNI AD.
Informasi dihimpun dekrit.com, ihwal kejadian itu bermula tatkala personel Polsek Pahae Jae mengatur lalu lintas di Jalan lintas Tarutung-Sipirok Desa Silangkitang Kecamatan Pahae Jae Tapanuli Utara akibat satu unit truk Fuso bernomor polisi BB 9119 FA terbalik sekitar pukul 08.00 WIB.
Pengaturan lalu lintas itu sendiri dipimpin langsung AKP Ramot Nababan. Agar tidak berlama-lama, Ramot pun menelepon crane untuk mengevakuasi truk fuso yang terbalik tersebut. Setelah crane tiba di lokasi, lantas arus lalu lintas diberlakukan satu arah.
Tak lama berselang, satu unit minibus merek Avanza berwarna hitam datang dari arah berlawanan. Melihat itu, Ramot menghampiri sopir dan menanyakan hendak kemana.
Lalu, seorang pria disebut-sebut Komandan Kompi (Danki) A Batalyon Infanteri 123 Rajawali Kapten Infanteri Ridwan turun dari mobil. Ia menuding Kapolsek tidak sopan dan menyebut dirinya seorang komandan kompi (Danki).
“Bapak mau kemana ditanya Kapolsek. Lalu seorang pria berpakaian tentara turun dari mobil mengatakan, Kau tidak sopan ngomong, Danki aku ya sambil mencekik leher dan menampar kapolsek,” ungkap sumber dekrit.com,Jumat 28 Februari 2020.
Penganiayaan terhadap Ramot ujar sumber terpercaya ini disaksikan sejumlah pengemudi, penumpang yang rela antri. Meski dicekik dan ditampar, AKP Ramot dan Kapten Ridwan sempat berjalan berdampingan sembari menjelaskan anggotanya dan masyarakat capek mengatur lalu lintas.
Bukannya iba dan minta maaf, Ridwan ujar sumber kembali menuduh Kapolsek Ramot bicara tidak sopan.
Tak ingin dipersalahkan, Ramot spontan menyatakan akan melaporkan oknum Danki itu, sebab apa yang dia lakukan dan alami disaksikan masyarakat.
Tak berhenti di situ, Ridwan dikabarkan kembali mencoba memukul kapolsek. Beruntung, personel polisi Brigadir Dodi Sianturi dan Serka Ahmad Lubis menarik oknum tentara tersebut ke tempat lain. Hal itu dilakukan dengan tujuan untuk mengamankan oknum tentara tersebut lantaran sudah dikejar massa yang meminta Ridwan menjumpai mereka lantaran kelelahan melerai kemacetan.
Selanjutnya sekitar pukul 13.30 WIB, beberapa orang oknum diduga tentara mendatangi lokasi tersebut dengan membawa senjata laras panjang, aspak, doble stik dan sangkur.
Di situ mereka langsung mengejar dan memukuli personel Polsek Pahae Jae yang ada di lokasi tersebut. Bahkan merusak kantor Polsek
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Tatan Dirsan Atmaja dikonfirmasi wartawan membenarkan kejadian tersebut. Tatan menyatakan, pihaknya tengah melakukan pengecekan. “Masih diturunkan Tim untuk melakukan pengecekan dari Polda,” ujarnya.
Dijelaskan Tatan, kondisi saat ini di lokasi kejadian sudah kondusif. Menurutnya, Polda telah berkoordinasi dengan Pomdam untuk melakukan penyelidikan. “Kabid Propam berkoordinasi dengan Pomdam, untuk melakukan penyelidikan,” tuturnya
Adapun identitas korban yakni;
- AKP Ramot S. Nababan, Kapaolsek Pahae Jae
- Ipda Bangun Siregar, Kaposlantas Polsek Sipirok Polres Tapanuli Selatan
- Aiptu Velberik Sitompul, personel Satlantas Polres Tapanuli Selatan
- Aipda David Marganti Simatupang, personel Polsek Pahae
- Brigadir Dodi Sianturi, personel Satuan Sabhara Polres Tapanuli Utara
- Brigadir Ricardo Loves Sitompul, personel Polsek Pahae Jae
- Edi Susanto, warga Tapanuli Selatan, sopir.
(dkt|*)
Discussion about this post