dekrit.id – SIMALUNGUN, Mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Simalungun, Zocson Midian Silalahi, dicopot gegara Surat Edaran yang dikeluarkannya.
Surat edaran (SE) yang dikeluarkan oleh Zocson Midian Silalahi saat menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Simalungun dianggap mengganggu kerukunan umat beragama di Simalungun.
SE nomor 420/3085/4.4 1/2022 yang dikeluarkan itu perihal Menjadi Pembina Upacara ditujukan kepada seluruh Korwil Bidang Pendidikan, Pengawas SMP, Pengawas SD, Kepala TK/PAUD, SD dan SMP se-Kabupaten Simalungun tertanggal 20 Oktober 2022.
Surat itu meminta agar seluruh Koordinator Wilayah Bidang Pendidikan, Pengawas SD dan Penilik Luar Sekolah serta Pengawas SMP menjadi pembina upacara pada Senin, 24 Oktober 2022.
SE itu juga memuat thema bimbingan/arahan pembina upacara, pertama, “early to bed and early to rise, makes a man healthy, wealthy and wise” (tidur lebih awal dan bangun pagi, membuat orang sehat, sejahtera dan bijaksana). Kedua, “The fear of the LORD is the beginning of knowledge; fools despise wisdom and instruction” (Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan).
Kemudian, Zocson dalam surat edaran itu, meminta kepada seluruh jajaran di bawahnya memastikan seluruh siswa untuk memahami dan menghapal thema dimaksud.
Parahnya lagi, dalam surat itu, Zocson menyebutkan bahwa tindakannya ini guna menindaklanjuti pembinaan dan pengarahan Bupati Simalungun, Radiapoh Hasiholan Sinaga.
Tentu saja, thema yang disampaikan oleh Zocson Silalahi, khususnya Thema kedua, memantik reaksi dari berbagai kalangan umat beragama di Simalungun.
Berbagai Ormas Keagamaan menuding bahwa thema yang disampaikan Zocson Midian Silalahi melalui surat edaran itu adalah ajaran dari salah satu agama yang ada di Indonesia sehingga berpotensi mengganggu keberagaman umat beragama khususnya di Simalungun.
Armaya Siregar menuding surat edaran itu merupakan indoktrinasi. “Surat itu disebut indoktrinasi agama tertentu kepada umat agama lainnya. Bukan pelecehan agama tetapi lebih fatal merupakan indoktrinasi,” kata Armaya.
Alhasil, akibat reaksi yang bisa memicu gangguan kerukunan umat beragama itu, Zocson Midian Silalahi, meminta maaf kepada seluruh umat beragama yang ada di Simalungun, Selasa (15/11/2022) pagi. (Dkt|Has)
Discussion about this post