• Disclaimer
  • Pedoman
  • Policy
  • Terms
  • Redaksi
Situs Berita Online
Selasa, 30 Mei 2023
  • NEWS
    • Peristiwa
    • Investigasi
    • Olahraga
    • Politik dan Pemerintahan
  • Regional
    • Sumut
  • Nasional
  • Internasional
  • Opini & Cerita
    • Budaya
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Sejarah
    • Entertainment
    • Tekno & Otomotif
    • Video
    • Relationship
    • Seleb
  • ADVERTORIAL
  • Lipsus
    • PENDIDIKAN
    • Mimbar Dakwah Jum’at
    • Mimbar Minggu
    • Viral
  • PILKADA
    • Pilkada Nasional
    • Pilkada Regional
  • Sport
    • Bola
  • NEWS
    • Peristiwa
    • Investigasi
    • Olahraga
    • Politik dan Pemerintahan
  • Regional
    • Sumut
  • Nasional
  • Internasional
  • Opini & Cerita
    • Budaya
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Sejarah
    • Entertainment
    • Tekno & Otomotif
    • Video
    • Relationship
    • Seleb
  • ADVERTORIAL
  • Lipsus
    • PENDIDIKAN
    • Mimbar Dakwah Jum’at
    • Mimbar Minggu
    • Viral
  • PILKADA
    • Pilkada Nasional
    • Pilkada Regional
  • Sport
    • Bola
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
  • NEWS
  • PERISTIWA
  • REGIONAL
  • NASIONAL
  • DUNIA
  • BUDAYA
  • INVESTIGASI
  • KESEHATAN
  • OLAHRAGA
  • OPINI
  • POLITIK
  • SUMUT
  • ENTERTAINMENT
  • PENDIDIKAN
Home Temp PENDIDIKAN

Apa Benar Pendidikan Tinggi Harus Sesuai dengan Kebutuhan Industri?

by dekrit.id
15/07/2020
in PENDIDIKAN
Ilustirasi perguruan tinggi. Foto Ist

Ilustirasi perguruan tinggi. Foto Ist

Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke TwitterBagikan ke Email

Oleh : Muhammad Ifan Fadillah

Seringkali, kita mendengar pembicaraan di sekeliling kita, bahwa menjadi mahasiswa adalah untuk menjadi tenaga kerja dalam relasi upahan, agar bisa memenuhi kebutuhan industri.

READ ALSO

UHKBPNP Jadi Pusat Gerakan Perlindungan Anak

Polentyno Girsang tak Setuju Dr SED Dilantik jadi Rektor USI Periode 2022-2026

Bahkan hal ini juga datang langsung dari pemerintah Indonesia. Dimulai dari pernyataan Joko Widodo pada saat membuka konferensi virtual Forum Rektor Indonesia. Presiden Jokowi menekankan jika perlunya kampus bekerja sama dengan industri dalam hal pembukaan fakultas atau departemen agar keilmuan mahasiswa akan dekat dengan  industri.

Di tempat yang sama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadim Makarim mengatakan pemerintah Indonesia saat ini berupaya membantu agar bisa memfasilitiasi kerja sama antara kampus dan industri. Nadiem juga menekankan kerja sama ini tidak akan bisa tercapai jika hanya melalui regulasi, maka dari itu usaha lain dari pemerintah Indonesia adalah dengan memberikan insentif bagi pendidikan vokasi dan juga dibuatnya inovasi terbaru yakni kampus merdeka.

Bahkan pernyataan lebih tegas datang dari Menter Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, ia secara lantang mengatakan indutsri saat ini lebih banyak membutuhkan mahasiswa lulusan program studi sains, tetapi nyatanya saat ini Indonesia, perguruan tinggi lebih banyak menyediakan jurusan dalam bidang sosial.

Janji Politik Mengoyak Kehidupan Berkelanjutan

Seketika muncul pertanyaan, apakah memang orientasi pendidikan selalu dihadapkan dengan bekerja dalam relasi upahan di berbagai industri? Perlu menjadi catatan bahwa pendidikan kita erat kaitannya dalam corak ekonomi kapitalistik, dimana mekanisme pasar dan relasi upahan adalah cirinya. Seakan-akan di sepanjang sejarah umat manusia, pasti akan selalu ada orang yang akan diberikan upah, logika inilah yang digunakan dalam konteks pendidikan tinggi di indonesia saat ini dalam relasinya untuk bekerja di industri,

Bahkan di kalangan masyarakat umum banyakk mengatakan bahwa  kita semua tida akan pernah lepas  dari kerja dalam relasi upahan, seakan-akan relasi upahan ini sudah ada sejak bumi ada dan akan selalu  ada.  Padahal jika kita belajar dari sejarah, kita dapat mengetahui bahwa bekerja dalam relasi upah hanya ada di dalam salah satu tahapan sejarah, ingat tahapan sejarah bukan di sepanjang sejarah manusia. Tidak percaya? Mari kita buktikan.

Salah Kaprah Melihat Kerja Upahan

Dalam struktur ekonomi produksi kapitalistik, ada dua kelas yang saling berlawanan, ialah kelas kapitalis (pemilik sarana produksi) dan kelas proletariat (kelas yang tidak memiliki apa-apa, selain dari tenaga kerjanya). Seperti disinggung sebelumnya kalau jika kita hanya memikirkan bahwa bekerja untuk mendapatkan upah, sebagai konsekuensi logis karena kita hanya mempunyai tenaga kerja termasuk didalamnya pengetahuan dan skil, maka kita akan termasuk kelas proletariat.

Dalam sejarahnya penting menjadi catatan bahwa kedua kelas ini dalam ranah produksi itu tidak lahir dari awal dunia ini ada, tetapi hanya sebagai kelas yang ada dalam siistem kapitalisme. Dalam tulisan Lenin dimuat di Marxis.org yang berjudul “Tiga Sumber dan Tiga Komponen Marxisme”, Lenin menjelaskan bahwa kapitalisme menjadi corak produksi dominan karena salah satu prasyaratnya adalah modal yang ada dalam produksi skala besar, menggantikan petani kecil jatuh dan berantakan disebabkan karena kalah bersaing dengan produksi skala besar, seperti dikatakan lenin dibawah ini:

“Modal, yang sebenarnya terbentuk dari hasil kerja para pekerja, justru menghantam para pekerja, memporakporandakan para pemilik modalkecil dan menciptakan barisan pengangguran. Dalam bidang industri, kemenangan produksi berskala besar segera tampak, tetapi gejala yang sama juga dapat dilihat pada bidang pertanian, di mana keunggulan pertanian bermodal besar semakin dikembangkan. Penggunaan mesin-mesin pertanian ditingkatkan, mengakibatkan ekonomi para petani kecil terjebak oleh modal-uang, kemudian jatuh dan hancur berantakan disebabkan teknik produksi yang kalah bersaing. Penurunan produksi berskala kecil mengambil bentuk-bentuk yang berbeda dalam bidang pertanian, akan tetapiproses penurunan itu sendiri merupakan suatu hal yang tidak terbantahkan”

“Dengan menghancurkan produksi berskala kecil, modal mendorong peningkatan produktivitas kerja dan menciptakan posisi monopoli bagi asosiasi kapitalis besar. Produksi itu sendiri menjadi semakin sosial – ratusan ribu, bahkan jutaan pekerja di-ikat dalam suatu organisme ekonomi reguler – tapi hasil dari kerja kolektif ini dinikmat ioleh sekelompok pemilik modal. Anarki produksi, krisis, kekacauan harga pasaran, serta ancaman terhadap sebagian terbesar anggota masyarakat, semakin memburuk”.

Inilah yang bisa menjadi salah satu asal usul adanya sistem kapitalisme dimana orang-orang yang tidak lagi bekerja dalam bidang pertanian harus menjadi pekerja (kelas proletariat) ini juga sebagai pembuktian bahwa bekerja dalam relasi upahan yang dialami saat ini, hanya ada dalam tahapan sejarah bukan di sepanjang sejarah. Seperti yang dikatakan baginda Marx di suratnya yang ditujukan ke J. Weydemeyer,  dalam tulisan yang ditulis Joge Martin berjudul “David Harvey against revolution: the bankruptcy of academic Marxism”. Marx  menulis:

“[Bagi saya sendiri, tidak ada penghargaan karena menemukan keberadaan kelas-kelas dalam masyarakat modern ataupun perjuangan di antara mereka. Jauh sebelum saya, para sejarawan borjuis dan para ekonom borjuis telah menggambarkan perkembangan historis perjuangan kelas ini.

Apa yang saya lakukan yang baru adalah untuk membuktikan: (1) bahwa keberadaan kelas hanya terikat dengan fase historis tertentu dalam pengembangan produksi ( historische Entwicklungsphasen der Production ), (2) bahwa perjuangan kelas harus mengarah pada kediktatoran dari proletariat, (3) bahwa kediktatoran ini sendiri hanya merupakan transisi menuju penghapusan semua kelas dan ke masyarakat tanpa kelas ”( Marx to J. Weydemeyer di New York, 5 Maret 1852).

Pendidikan yang Membebaskan

Untuk itu sudah saatnya, dalam kepala kita, dan juga harusnya pemerintah Indonesia tidak lagi hanya berisi bahwa tujuan lulus sekolah atau perguruan tinggi adalah bisa bekerja dalam industri, apalagi jika kita menganggap kalau ini akan selalu ada dari zaman nabi Adam, sampai kiamat datang. Tujuan pendidikan adalah pembebasan atas kondisi ekspolitasi dalam ranah pra produksi ataupun di ranah produksi (Eksploitasi/Pengambilan nilai lebih)

Penting menjadi catatan pernahka kita berpikir bahwa mengapa perusahaan (cita-cita menjadi tempat kerja), hanya membayarkan upah kita di dalam ranah produksi? Tetapi tidak memikirkan alih-alih membayarkan hasil jerih payah kita saat sebelum bekerja (biaya pendidikan misalnya)  untuk meningkatkan skill dan pengetahuan yang digunakan oleh para bos-bos kita tempat kita bekerja nanti, sebagai cara untuk memperkaya dirinya atau para kroninya. Walaupun, ada beberapa perusahaan yang memberikan beasiswa pendidikan, tetapi tetap saja ada tujuan terselubung dibalik itu.

Ayo saat ini kita memulai mengubah paradigma melihat pendidikan dan orientasi pendidikan!

 

Sumber: Geotimes

Tags: industriMahasiswaperguruantinggi
Share165SendTweet84Send

Related Posts

Arist Merdeka Sirait dan Rektor UHKBPNP Muktar Panjaitan bersama jajarannya, Rabu 12 April 2023. Foto Dekrit.id

UHKBPNP Jadi Pusat Gerakan Perlindungan Anak

12 April 2023

Dekrit.id|Siantar-Diskursus atau pertukaran gagasan tentang perlindungan  terhadap anak penting digalakkan guna mengetahui eksistensi anak secara komprehensif, termasuk potensi timbulnya kenakalan...

Polentyno Girsang tak Setuju Dr SED Dilantik jadi Rektor USI Periode 2022-2026

8 Desember 2022

dekrit.id - SIANTAR, Satu dari 7 Pembina Yayasan Universitas Simalungun, Polentyno Girsang, tidak setuju dilaksanakannya pelantikan Rektor terpilih USI periode...

Dugaan Plagiat Karya Ilmiah Oknum Dosen USI Dilaporkan ke Polda Sumut

13 November 2022

dekrit.id - SUMUT, Dugaan plagiat karya ilmiah oleh salah seorang oknum dosen USI bergelar Doktor, SED, dilaporkan ke Polda Sumatera...

SED Dilaporkan Terkait Dugaan Plagiat Karya Ilmiah

12 November 2022

dekrit.id - SIANTAR, Seorang dosen bergelar Doktor, SED, dilaporkan ke MendikBud Ristek Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti),...

Pentas tari Lenggang Nyai oleh beberapa murid di Puncak TPN 9

Yayasan Guru Belajar: 13 Ribu Pendidik Dapat Beasiswa Belajar Gratis

12 Oktober 2022

Dekrit.id|Jakarta- Sebanyak 13 ribu guru se-Indonesia mendapat beasiswa belajar gratis. Beasiswa tersebut difasilitasi oleh Yayasan Guru Belajar (YGB). Kegiatan puncak...

Ekstrakurikuler Literasi Baca-Tulis SMP Negeri 4 Siantar

23 Juli 2022

Dekrit.id|Siantar - SMP Negeri 4 Kota Pematang Siantar pada Kamis, 21 Juli 2022, pukul 13.00 WIB, meluncurkan ekstrakurikuler literasi baca-tulis. Ekstrakurikuler...

Discussion about this post

Sakeus Bandar Sabu Silou Kahean Ditangkap Sat Narkoba Polres Simalungun

27/05/2023

Asik Nyabu di Gubuk, Lima Pria Digrebek Polisi

27/05/2023

Pengenalan Tertib Lalu Lintas Sejak Dini, Siswa SDN 02 Karang Agung Kunjungi Polres Lampung Barat

27/05/2023

Anggota Bawaslu ‘Usir’ Sekjen SMSI Siantar, Junita Lila: “Sampaikan Maafku Pada Beliau”

26/05/2023

Tingkatkan Kompetensi Jurnalis, SMSI Gelar Pelatihan Workshop Media Siber

25/05/2023

Pj Bupati Lampung Barat Lepas Keberangkatan 388 Calon Jamaah Haji

25/05/2023

Budaya

Kegiatan Simalungun Day di Belanda Sukses dan Meriah

22/05/2023

Read more

Tanpa Bantuan Pemkab Simalungun, Masyarakat Sigagak Perbaiki Jalan

21/05/2023

Perampok Ngaku Anggota Reskrim Polres Siantar, Ditangkap Usai Terlacak dari GPS HP Korban

18/05/2023

Perampok Ngaku Anggota Reskrim Polres Siantar, Ditangkap Usai Terlacak dari GPS HP Korban

18/05/2023

Ciptakan Kamtibmas yang Kondusif, Polres Lampung Barat Adakan Lomba Satkamling

17/05/2023
  • Disclaimer
  • Pedoman
  • Policy
  • Terms
  • Redaksi

© 2019-2021 Dekrit ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata duniaBarak ID

No Result
View All Result
  • NEWS
    • Peristiwa
    • Investigasi
    • Olahraga
    • Politik dan Pemerintahan
  • Regional
    • Sumut
  • Nasional
  • Internasional
  • Opini & Cerita
    • Budaya
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Sejarah
    • Entertainment
    • Tekno & Otomotif
    • Video
    • Relationship
    • Seleb
  • ADVERTORIAL
  • Lipsus
    • PENDIDIKAN
    • Mimbar Dakwah Jum’at
    • Mimbar Minggu
    • Viral
  • PILKADA
    • Pilkada Nasional
    • Pilkada Regional
  • Sport
    • Bola

© 2019-2021 Dekrit ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata duniaBarak ID