Dekrit.id|Simalungun– Untuk mengikuti pembelajaran online dari para guru, banyak siswa belajar di perbukitan. Kondisi demikian terjadi di Desa Nagori Siporkas, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.
Mereka belajar online lantaran dilarang belajar di sekolah akibat pandemi COVID-19 yang tak kunjung berakhir. Salah satu kendala yang dihadapi anak-anak di desa tersebut betapa sulitnya jaringan internet. Tak ingin ketinggalan pelajaran, lalu mereka menuju perbukitan dan duduk di bawah rimbunnya pohon.
Beberapa dari mereka mengeluarkan gawai atau handphone dan fokus mengikuti pembelajaran online. Usai memahami materi, mereka juga menulis di buku masing-masing.
Demi mendapatkan sinyal internet yang bagus, mereka harus bersusah payah memanjat pohon dan bukit agar tak ketinggalan mengikuti materi pembelajaran.

Kepala Desa Nagori Siporkas, Hendra Putra, mengatakan, ada tiga dusun yang mengalami kendala tersebut, yakni Dusun Bah Pasunsang, Butu Ganjang, dan Borno. “Di tempat itu jangankan internet, pastinya menelpon saja susah,” ujar Hendra kepada wartawan, Selasa 4 Agustus 2020

Hendra mengatakan, letak geografis wilayah yang dikelilingi perbukitan menyebabkan sinyal sulit masuk ke tiga dusun itu. Dia pun sudah melaporkan kondisi ini ke kecamatan namun hingga kini belum ada solusi. “Karena kendala ini, para siswa ini belajar naik ke atas pohon agar mendapatkan sinyal, semenjak belajar daring,” ujarnya.
Dari data yang dimiliki Hendra, ada sekitar 500 siswa yang mengalami dampak sulitnya sinyal internet di sana. Mereka terdiri dari siswa SD, SMP, hingga SMA.
Butuh Bantuan Pemerintah dan Penyedia Jasa Jaringan Telekomunikasi untuk Belajar Online
Hendra berharap pemerintah dan perusahaan penyedia jasa jaringan telekomunikasi memberikan solusi agar anak-anak ini bisa lebih maksimal dalam belajar online. “Yang kita mohonkan dari pihak Telkom. Entah bisa didirikannya tower di sini,” harap Hendra.

Hingga saat ini, pembelajaran online masih diterapkan di wilayah-wilayah yang masuk zona kuning, oranye, dan merah penularan virus corona. Sementara, zona hijau sudah diizinkan untuk membuka kembali sekolah dan pembelajaran tatap muka, namun dengan syarat menerapkan protokol kesehatan secara ketat. (dkt|kmprn)
Discussion about this post