
Dekrit.id|Siantar– Pembangunan jalan Tol Medan-Parapat yang akan segera rampung dinilai sebagian masyarakat merugikan kota Siantar. Namun, bagi Cawalkot Siantar Asner Silalahi, keberadaan jalan Tol akan mempercepat pembangunan.
Menurut Asner, kota Siantar akan menjadi daerah tujuan banyak daerah baik daerah industri dan pariwisata dengan adanya jalan Tol. Contohnya dari Medan, jarak tempuhnya diperkirakan satu setengah jam. Kemudian dari kawasan destinasi wisata yaitu Danau Toba, hanya membutuhkan waktu kurang dari 30 menit. Jarak tempuh ini bisa menjadikan Siantar sebagai kota permukiman dan daerah tujuan. “Kota ini sangat strategis menjadi daerah nyaman jadi tempat tinggal karena kemana-mana dekat,” ujar Asner kepada wartawan, Kamis, 5 Oktober 2020.
Sebagai pribadi yang memiliki pengalaman dan mendapatkan penghargaan Satya Lencana dari Presiden Republik Indonesia Tahun 2013 dan Tahun 2018 dan penghargaan Satua Kerja Terbaik dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Bina Marga di Tahun 2017, Asner Silalahi telah menyiapkan program mewujud harapan di atas.
Pertama, merampungkan site plan kota ini secara matang. Sehingga peruntukan setiap lahan harus sesuai dengan tuntutan kebutuhannya. Salah satu titik fokusnya adalah menciptakan semua kawasan permukiman atau perumahan harus nyaman dijadikan tempat bermukim. “Siantar sudah punya potensi itu. Rata-rata permukiman memiliki penataan yang baik. Contohnya kawasan perumahan di Kelurahan Kristen, Siopat Suhu, Sigulang-gulang dan lainnya. Hanya sedikit yang kumuh tapi bisa kita benahi,” jelasnya.
Apa yang sudah ada ini harus dipertahankan untuk pembangunan-pembangunan selanjutnya. Tujuannya jelas, bagaimana orang mau tinggal. Orang membuka usaha di kawasan industri, seperti Medan dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei di Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun bisa terpikat bermukim di Siantar. “Orang yang tinggal di kota ini sangat mudah menjangkau daerah industri dan juga mudah menjangkau daerah pariwisata,” ucapnya.

Menjadikan satu daerah sebagai kota idaman harus didukung banyak aspek, seperti ruang terbuka hijaunya atau taman, ruang bermain atau berinteraksi bagi warga, penataan trotoar. Semua harus dikemas baik. Kata Asner, impian itu menjadi program kerjanya dengan pasangannya dr Susanti Dewayani.
“Tentu setiap permukiman harus didukung dengan infrastruktur jalan yang memadahi. Artinya, jalannya tidak rusak, ruasnya memadai dan jalurnya saling terhubung dengan rapi. Jadi, kesan semrawut dan kumuh ini tidak boleh terjadi. Di tengah pertumbuhan penduduk pasti disertain dengan pertumbuhan kawasan penduduk. Pada saat bersamaan Siantar justru rapih maka orang akan betah tinggal,” ucapnya.
Satu kota yang rapi dan indah, tidak disuguhkan dengan banjir akan menambah geliat ekonomi. “Jumlah penduduk dengan ekonomi yang baik akan menghadirkan berbagai tuntutan kebutuhan.
Sejalan dengan itu di Siantar akan bertambah usaha kecil, menengah hingga usaha besar,” katanya dengan menekankan kota Siantar memiliki banyak keunggulan dibandingkan daerah lainnya.
“Kenapa banyak orang ingin berangkat ke negara tertentu? Pasti karena ada keunggulan yang menyertai. Contohnya soal alam yang indah. Namun jika disekitarnya kumuh maka merusak suasana alamnya. Siantar juga demikian, bisa jadi contoh bagi kota-kota lainnya yaitu kota permukiman,” pungkasnya. (dkt|*)

Discussion about this post